Senin, 28 April 2014

PUISI

NAMA : BAMBANG GUMELAR NPM : 11210321 KELAS : 4EA20 TENTANG AKU & KAMU, KAWAN Kawan, Taukah kamu berapa lama masa yang kita lewati bersama?? Aku tak ingin tau, Karna kamu selamanya bagiku..... Bersamamu, Tangisku kan terurai menjadi tawa Dukaku kan terpecah menjadi bahagia Dan airmata yang terlanjur jatuh.... Takan berubah menjadi nestapa Denganmu,kepenatanku tergilas sirna Terkadang disatu waktu, Prasangka pernah menjauhkanmu dariku Tapi sungguh kawan, Amarah takkan bisa bertahan lama dikalbuku Kusadari aku terikat jauh kedalam hatimu Ingatkah kawan, Kita pernah duduk bersama Melukis langit dengan impian Tentang aku , kamu dan kehidupan......

RANCANGAN USULAN PENELITIAN

NAMA : BAMBANG GUMELAR NPM : 11210321 KELAS : 4EA20 GUNA RANCANGAN USULAN PENELITIAN Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya a. Skripsi b. Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya c. Karangan ilmiah d. Tesis magister/disertasi doktor e. Laporan proyek Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek •Aktualitas masalah Masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya •Relevansi manfaat praktis Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat •Metodologi penelitian akurat bObot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah •Orisinalitas penelitian Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal •Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh •Sistematika penyusunan karya tulis Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya. Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri. RANCANGAN USULAN PENELITIAN Terdiri Dari 3 Bagian Pokok Rancangan usulan penelitian sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut : 1.Bagian Awal 1.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan. Ditulis dengan huruf kapital, judul harus “ekspressif”, singkat tetapi informatif, yaitu menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti, dibawah judul ditulis kalimat “rancangan usulan penelitian untuk……. (skripsi, tesis, laporan dll) 1.Identitas penyusun rancangan. Diahului dengan kata oleh lalu ditulis nama peneliti, atau identitas lainnya yang dianggap penting 1.Tanggal pengajuan rancangan Didahului dengan kalimat “ diajukan kepada ….., pada tanggal…. 1.Bagian Utama Bagian utama meliputi : 1.Perumusan masalah Berisi tengtang penjelasan mengapa masalah yang dikemukan dalam judul dianggap menarik, penting, dan perlu di teliti. Dalam perumusan masalah perlu bukti bahwa masalah itu belum ada jawabannya atau pemecahannya(yang memuaskan) dalam perumusan masalah juga dikemukakan konteks masalah itu dengan permasalahan lain. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut : 1.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. 2.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. 3.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar. 1.Tujuan dan kegunaan penelitian. Secaa eksklusif dan spesifik harus diseebutkan maksud dan tujuan penelitian, kegunaan dan arti pentingnya hasil penelitian yang diharapkan. 1.Kerangka pemikiran teoritis. Dalam bagian ini dikemukakan tengtang garis-garis besar pemikiran teoritis sedemikian sehingga jelas “pokok permasalahan”nya. Kerangka pemikiran yang logis itu dapat pula disusun berdasarkan hasil observasi lapangan atau dari pertemuan ilmiah 1.Hipotesis kerja Tidak semua penelitian memiliki hipotesis tetapi jika penelitian itu ada hipotesis, maka hipotesis harus dirumuskan dengan tepat, singkat, jelas dalam kalimat berita atau “kalimat deklaratif” 1.Metode penelitian. Dalam metode penelitian disebutkan beberapa maslah, yaitu : 1.Penentuan subjek penelitian, penentuan sampel yang akan dugunakan, penentuan ‘ sampling design’ yang akan dipakai, dan teknik pengambilan sampel 2.Metode pengumpulan data, alat pengukuran, dan cara pengukuran semuannya ditulis secara jelas 3.Bahan yang akan dipakai (bahan kimia, obat-obatan dan sebagainya) perlu disebutkan spesipikasinya dan pabrik yang mengeluarkan jika ada, bila bahan berupa hewan disebutkan ras, jenisnya dan asalnya dan sedemikian juga jika bahannya adalah tumbuhan 4.Dalam bagian ini perlu disebutkan alat perlengkapan untuk laboratoeium atau untuk lapangan yang aka dipakai 5.Teknik atau model analisis (statistik) yang akan dipakai dan perlu dijelaskan mengapa memakai metode statistik tersebut 6.Jika perlu disertakan rancangan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan menggunakan hipotesis nihil 1.Jadwal penelitian. Dalam bagian ini perlu pertimbangan kelayakannya, jadwal penelitian perlu dibagi-bagi berdasarkan tahap-tahap penelitian (hari, minggu, dan bulan) Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut : 1.Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. 2.Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan. 3.Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing. 1.III. Bagian Akhir 1.Daftar pustaka Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini : 1.Untuk buku : 1.Nama penulis 2.Untuk jurnal : 3.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim. 4.Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku. 2.Tahun penerbitan 3.Judul buku 4.editor 5.jilid ke- 6.nama penerbit 7.Tempat penerbitan. 8. halaman 1.Nama penulis 2.Tahun penerbitan 3.Judul tulisan 4.Nama jurnal 5.Jilid ( dan nomor ) 6.Halaman. 1.Rencana anggaran Berisi antara lain 1.Upah dan honorarium untuk semua staff 2.Peralataan, mencakup semua alat yang berguna selama penelitian dan dijelaskan alat-alat apa yang akan habis pakai serta dijelaskaan jumlah biaya yang diperlukan 3.Bahan habis pakai, termasuk kerrtas dan alat perkantoran yang akan habis pakai 4.Perjalan, mencakup biaya transportasi dan biaya hidup sehari-hari, biaya itu dirinci per hari 5.Biaya sewa (rent), mungkin dipelukan jika proyek berlangsung lama dan memerlukan sewa gedung dan peralatan yang harganya mahal 6.Pengeluaran tak terduga, yang mencakup biaya yang tidak termasuk dalam bagian di atas, misalnya biaya telepon, fotokopi, atau biaya pengeluaran tak terduga karena staff kecelakaan dan lain-lain, biaya ini biasanya tidak boleh lebih dari 10 % dari jumlah yang di atas 3.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan. Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut : 1.Nama lengkap dan derajat akademik 2.Tempat dan tanggal lahir 3.Pangkat dan jabatan 4.Riwayat pendidikan tinggi 5.Karya ilmiah 6.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan 7.Penghargaan ilmiah, bila ada. IV. BAHAN DAN FORMAT 1.Bahan Rancangan usulan penelitian untuk disertasi ditulis pada kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan warna hitam. Tabel dan gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama. Penyajian Naskah 1.Pengetikan 1.Rancangan usulan penelitian untuk disertasi diketik dengan jarak 1,5 spasi. 2.Huruf yang digunakan huruf Times New Romans ukuran 12 point, 10 ketukan tiap inci. 3.Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang sama. 4.Lambang, huruf atau tanda yang tidak dapat dibuat dengan mesin tulis ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam. Kata asing ditulis dengan huruf Italic. 5.Huruf kursif diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis dibawahnya. 6.Alenia baru diberi indensi (masuk) 5 ketukan. 1.Jarak Tepi Ketikan terletak : 1.Dari tepi atas : 4 cm 2.Dari tepi bawah : 3 cm 3.Dari tepi kiri : 4 cm 4.Dari tepi kanan : 3 cm 1.Nomor Halaman Halaman naskah rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan rujukannya diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas. 1.Tabel dan Gambar 1.Tabel dan gambar diberi nomor dengan angka Arab. 1.Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama dengan yang digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah. Dalam hal pengetikan dilakukan dengan mesin tulis IBM atau sejenisnya, harus dipergunakan kepala mesin tulis yang sama. Bila pengetikan tidak mungkin, seperti misalnya lambang, huruf Yunani, penulisan hendaklah dilakukan dengan menggunakan tinta hitam. 1.Berbagai Tingkatan Judul Berbagai tingkatan judul ditulis dengan cara sebagai berikut : 1.Judul diketik dengan huruf kapital semua pada halaman baru dengan jarak 5 cm dari tepi atas dan dengan jarak yang seimbang dari tepi kiri dan kanan. 2.Sub judul huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, diletakkan seimbang dari tepi kiri dan kanan dan diberi garis bawah. 3.Anak Sub judul ditulis mulai dari tepi sebelah kiri, huruf pertamanya diketik dengan huruf kapital dan diberi garis bawah. 4.Judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada c, diikuti oleh kalimat berikutnya. SUMBER: http://suparman11.wordpress.com/2013/02/17/rancangan-usulan-penelitian/

LAPORAN ILMIAH

NAMA : BAMBANG GUMELAR NPM : 11210321 KELAS : 4EA20 1. Pengertian Laporan Ilmiah Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Dasar Membuat Laporan Ilmiah Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya : • Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah. • Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas. • Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan. • Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya. • Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan. 2. Jenis-jenis Laporan Ilmiah Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut : a. Laporan Lengkap (Monograf) • Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. • Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. • Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. • Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. • Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas). b. Artikel Ilmiah • Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap. • Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. • Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap. c. Laporan Ringkas Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum). 3. Fungsi Laporan Ilmiah Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi. Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan. Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya. 4. macam-macam laporan a.laporan berbentuk formulir isian laporan ini biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai. b. laporan berbentuk surat laporan yang bentuk surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang surat. c. laporan berbentuk memorandum laporan berbentuk memo atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat.laporan ini sering digunakan dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja. d. laporan perkembangan dan keadaan laporan perkembangan adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat. e. laporan berkela laporan berkela dibuat secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan keuangan,produksi dan peningkatan prestasi. f. laporan laboratoris/hasil penelitian laporan laboratoris tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan dilaboratorium. g. laporan formal/semi formal laporan formal ialah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah laporan ilmiah.jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal. 5. Ciri - Ciri Laporan yang baik Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain: •Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku). •Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya. •Laporan disertakan dengan identifikasi masalah •Data yang lengkap sebagai pendukung laporan •Adanya kesimpulan dan saran •Laporan dibuat menarik dan juga interaktif 6. Syarat Laporan Ilmiah Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut : 1.Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya 2.Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta 3.Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum 4.Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) 5.Tulisan disusun dengan metode tertentu 6.Tulisan disusun menurut sistem tertentu 7.Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan. SUMBER: http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/29/menyusun-laporan-ilmiah/ http://ilmucerdas.wordpress.com/profil/cara-penulisan-laporan-ilmiah/ http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html http://repository.binus.ac.id/content/A0282/A028263511.ppt http://zufraenimochammad.blogspot.com/2013/01/laporan-ilmiah.html http://muhammadazman12.blogspot.com/ http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html

METODE ILMIAH

NAMA : BAMBANG GUMELAR NPM : 11210321 KELAS : 4EA20 Pengertian Metode Ilmiah Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol. Langkah-Langkah Metode Ilmiah Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut: 1.Merumuskan masalah. 2.Merumuskan hipotesis. 3.Mengumpulkan data. 4.Menguji hipotesis. 5.Merumuskan kesimpulan. Merumuskan Masalah Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan? Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Mengumpulkan Data Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Menguji Hipotesis Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri. Merumuskan Kesimpulan Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya SUMBER: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html

PENALARAN DEDUKTIF

NAMA : BAMBANG GUMELAR NPM : 11210321 KELAS : 4EA20 Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi). Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Jenis penalaran deduktif yaitu: Ø Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Ø Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Ø Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Ø Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945. Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung. 1. Penarikan simpulan secara langsung Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan. Simpulan secara langsung: 2. Semua S adalah P. (premis) Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan) Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis) Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan) 3. Tidak satu pun S adalah P. (premis) Semua S adalah tak-P. (simpulan) Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis) Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan) 4. Semua S adalah P. (premis) Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan) Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan) Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis) Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan) Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan) Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu: 1. Silogisme Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Contohnya: • Semua manusia akan mati Ani adalah manusia Jadi, Ani akan mati. (simpulan) • Semua manusia bijaksana Semua dosen adalah manusia Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan) 2. Entimen Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contohnya : • Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari Pada malam hari tidak ada sinar matahari Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis. • Semua ilmuwan adalah orang cerdas Anto adalah seorang ilmuwan. Jadi, Anto adalah orang cerdas. Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme. SUMBER : http://carapedia.com/paragraf_deduktif_induktif_info700.html http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran