Jumat, 05 Oktober 2012

Peranan bahasa indonesia di masa kini

Peranan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, kita bisa menyampaikan perasaan dan pikiran kita dengan baik dan benar kepada orang lain. Namun, pada kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia tidak lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing masih terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Sebagian menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, seolah tidak mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Globalisasi dan reformasi telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Sebagai contoh banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, bahkan sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia. Misalnya, page untuk halaman, background untuk “latar belakang, reality untuk kenyataan, dan masih banyak lagi lainnya. Anggapan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang dipenuhi oleh kata, istilah, dan ungkapan asing merupakan bahasa Indonesia yang canggih adalah anggapan yang keliru. Begitu juga, penggunaan kalimat yang berpanjang-panjang dan berbelit-belit, sudah tentu memperlihatkan kekacauan cara berpikir orang yang menggunakan kalimat itu. Apabila seseorang menggunakan bahasa dengan kacau-balau, sudah tentu hal itu menggambarkan jalan pikiran yang kacau-balau pula. Sebaliknya, apabila seseorang menggunakan bahasa dengan teratur, jelas, dan bersistem, cara berpikir orang itu teratur dan jelas pula. Oleh sebab itu, sudah seharusnyalah setiap orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang teratur, jelas, bersistem, dan benar agar jalan pikiran orang Indonesia sebagai pemilik bahasa Indonesia juga teratur dan mudah dipahami orang lain. Bahasa saat ini telah memegang peranan penting dalam era globalisasi sehingga masyarakat saat ini berlomba-lomba untuk menambah kemampuannya dalam menguasai bahasa yang banyak digunakan baik dalam pergaulan sosial maupun kepentingan bisnis. Penggunaan bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini perlu disikapi dengan mendorong peningkatan sikap positif masyarakat terhadap bahasa sebagai sarana komunikasi sekaligus alat berpikir yang mampu memajukan bangsa ke depan.

Rabu, 02 Mei 2012

KEBUDAYAAN SUNDA JAWA BARAT

KEBUDAYAAN SUNDA JAWA BARAT Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku Batak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruh daerah Jawa Barat Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut : SISTEM KEPERCAYAAN Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta. Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka. MATA PENCAHARIAN Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll. KESENIAN KIRAB HELARAN Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran. Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ; menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan, gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor. KARYA SASTRA Di bawah ini disajikan daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerah kebudayaan Sunda. Daftar ini tidak lengkap, apabila para pembaca mengenal karya sastra lainnya dalam bahasa Jawa namun berasal dari daerah Sunda, • Babad Cerbon • Cariosan Prabu Siliwangi • Carita Ratu Galuh • Carita Purwaka Caruban Nagari • Carita Waruga Guru • Kitab Waruga Jagat • Layang Syekh Gawaran • Pustaka Raja Purwa • Sajarah Banten • Suluk Wuyung Aya • Wahosan Tumpawarang • Wawacan Angling Darma • Wawacan Syekh Baginda Mardan • Kitab Pramayoga/jipta Sara PENCAK SIALAT CIKALONG Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya “Maempo Cikalong”. Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini. Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaan Sunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran yang sampai kini dipergunakan dll. SENI TARI a. TARI JAIPONGAN Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan. b. TARI MERAK c. TARI TOPENG SENI MUSIK DAN SUARA Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda : • Bubuy Bulan • Es Lilin • Manuk Dadali • Tokecang • Warung Pojok WAYANG GOLEK Jepang boleh terkenal dengan ‘Boneka Jepangnya’, maka tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik. ALAT MUSIK Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional KETUK TILU Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan. SENI BANGRENG Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni “Terbang” dan “Ronggeng”. Seni terbang itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan “Terbang”, yaitu semacam rebana tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang penabu gendang besar dan kecil. RENGKONG Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur dan orang yang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya KUDA RENGGONG Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop. KECAPI SULING Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda. Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia. SISTEM KEKERABATAN Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan. BAHASA Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasa yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku Sunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa dibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi Pemerintah Jawa Barat, yakni “Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010″ merupakan kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan. Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa Barat yang mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama. Bener yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatan social cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peran aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang digulirkan pemerintah

Kamis, 19 April 2012

KEPEMIMPINAN ( Pendekatan dari segi situasi )

KEPEMIMPINAN ( Pendekatan dari segi situasi )

1. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Fenomena organisasi pada umumnya tidak terlepas dari peranan, kegiatan, dan keterampilan pimpinan organisasi. Sebaliknya, perkembangan fenomena organisasional juga membentuk peranan-peranan keterampilan baru bagi pimpinan organisasi. Keduanya saling membentuk satu sama lain. Para ahli dalam bidang ini memandang bahwa fenomena organisasional dapat dijelaskan dalam kerangka kuasa-menguasai dan pengaruh-mempengaruhi.
Pemimpin organisasi pada umumnya dipandang sebagai orang yang berusaha menguasai dan mempengaruhi orang atau kelompok agar dapat melakukan dan mengerjakan sesuatu sebagai bagian dari usaha mencapai kebaikan organisasi. Kekuasaan yang dimaksud adalah potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi dan mengemudikan orang lain agar berpikir dan bertindak sesuai dengan yang diinginkannya.

A. Beberapa sumber dan dasar kekuasaan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.
Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

B. Definisi kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya.






C. Teori Kepemimpinan
1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

Ø Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

Ø Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.

c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

1. Pendekatan Kepemimpinan Berdasarkan Sifat atau Ciri-ciri
Pendekatan sifat pada kepemimpinan artinya rupa dari keadaan pada suatu benda, tanda lahiriah, ciri khas yang ada pada sesuatu untuk membedakan dari yang lain.
Dalam menentukan pendekatan sifat ini ada dua jenis pendekatan, yaitu :
1. Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin. Pemimpin lebih terbuka dan lebih percaya diri. Tetapi ada juga orang yang punya sifat seperti itu namun, tidak jadi pemimpin, dan sebaliknya ada juga orang yang tidak memiliki sifat tersebut, tetapi ia jadi pemimpin. Misalnya Abraham Lincoln bersifat pemurung dan tertutup, Napoleon badannya agak pendek
2. Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. Intelegensi, inisiatif, dan kepercayaan diri berkaitan dengan tingkat manajerial dan prestasi kerja yang tinggi. Kepemimpinan efektif tidak bergantung pada sifat-sifat tertentu, melainkan lebih pada beberapa corak sifat-sifat pemimpin itu dengan kebutuhan dan situasinya.


2. Pendekatan Tingkah Laku Pada Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif sebagaimana telah diuraikan sebelumnya melalui pendekatan kesifatan, namun pengertian dan pemahaman tentang kepemimpinan yang efektif yang umum diketahui hanyalah yang melekat pada ciri seseorang dari sifat-sifat tertentu yang tidak dapat menjelaskan apa yang menyebabkan pemimpin efektif.
Dinamika manusia yang kemudian menampakkan diri pada dinamika organisasi dan dinamika masyarakat sebagai keseluruhan merupakan faktor pendorong bagi berbagai jenis kemajuan yang dicapai manusia. Dorongan untuk maju timbul karena hasrat dan keinginan manusia untuk meningkatkan kemampuannya untuk memuaskan berbagai jenis kebutuhannya yang semakin lama semakin kompleks
Berbarengan dengan peningkatan kebutuhan maka semakin tinggi hasrat manusia untuk masuk berbagai jenis organisasi. Maka semakin berkembang persepsi yang berkisar pada pandangan bahwa kehidupan organisasional perlu dijamin adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam hubungan organisasi para anggotanya, sering dirumuskan bahwa hak organisasi diperolehnya melalui penunaian kewajiban oleh para anggotanya dan sebaliknya hak para anggota organisasi merupakan kewajiban organisasi untuk memenuhinya. Pandangan ini biasanya mengejawantahkan pada tuntutan adanya kepemimpinan yang demokratik dalam organisasi yang bersangkutan.

3. Perilaku Berdasarkan Orientasi Pada Bawahan dan Produksi
Pada waktu bersamaan dengan penelitian yang dilakukan Universitas Ohio State, dilakukan pula studi tentang kepemimpinan yang dilakuan oleh Universitas Michigan. Sasaran yang ingin dicapai dengan studi tersebut hampir sama dengan sasaran penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio State, yaitu berusaha mengidentifikasikan karakteristik perilaku pimpinan yang tampaknya berkaitan dengan efektivitas.
Studi yang diselenggarakan oleh Universitas Michigan menggunakan dua dimensi kepemimpinan yang diberi nama orientasi pada bawahan dan orientasi pada produksi
Beberapa perilaku pimpinan dengan orientasi bawahan ialah:
a) Penekanan pada hubungan atasan dan bawahan
b) Perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya
c) Menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang terdapat dalam diri para bawahan tersebut
Sebaliknya pimpinan dengan orientasi produksi menunjukkan perilaku seperti:
a) Cenderung menekankan segi-segi teknis dari pekerjaan yang harus dilakukan oleh para bawahan dan kurang pada segi manusia
b) Pertimbangan utama diletakan pada terselenggaranya tugas, baik oleh per orang dalam satuan kerja tertentu maupun oleh kelompok-kelompok kerja yang terdapat dalam organisasi
c) Menempatklan pencapaian tujuan dan penyelesain tugas di atas pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut unsur manusia dalam organisasi
Salah satu kesimpulan yang menarik dari studi oleh Univeristas Michigan itu ialah bahwa pada umumnya pimpinan yang berorientasi pada bawahan ternyata lebih efektif dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya dibandingkan dengan para pemimpin yang berorientasi pada produk. Tingkat produktivitas kerja, tingkat kehadiran di tempat kerja, kepuasaan kerja merupakan ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat efektivitas tersebut. Seseungguhnya kesimpulan demikian tidak mengherankan dan bahkan memperkuat filsafah manajemen modern yang menempatkan manusia pada posisi sentral dalam kehidupan berorganisasional.

Selasa, 03 April 2012

KEPEMIMPINAN YANG SUKSES DAN GAGAL

KEPEMIMPINAN

I. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.










II. PEMIMPIN YANG SUKSES

Seorang pemimpin akan sukses apabila mampu bekerja sama dengan orang lain, dapat menerima saran & pendapat dari orang lain, mengolah pendapat tersebut menjadi sesuatu yang berharga. Mampu membawa organisasinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju dengan tetap melibatkan semua unsur di dalam organisasi tersebut.
Pemimpin bukanlah sekadar seseorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seseorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar. Pemimpin bukanlah hanya gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul di pundaknya dan membawa ke tingkat keberhasilan maksimal jadi pemimpin harus profesional.

Hanya ada tiga jenis pemimpin:

* Pemimpin yang cepat
* Pemimpin yang lambat
* Pemimpin yang berjalan di tempat.

Dari ketiga jenis tersebut yang, akan sukses adalah pemimpin yang cepat. Cepat dalam mengolah suatu ide menjadi lebih berharga, cepat dalam pengambilan keputusan yang tepat, cepat menyesuaikan dengan perubahan, serta cepat dalam bekerja dan menggerakan sumber daya manusianya.









Untuk mencapai kepemimpinan yang sukses, seorang dituntut memiliki karakteristik-karakteristik khusus. setidaknya ada 11 karakteristik yang harus dimiliki pemimpin agar sukses dalam kepemimpinannya.

1. Jujur
2. Pandai, cerdas
3. Melihat ke depan
4. Selalu memicu inspirasi
5. Kompeten
6. Berlaku adil
7. Berwawasan luas
8. Berani mengambil risiko
9. Tidak basa-basi, langsung pada persoalan
10. Penuh imajinasi
11. Pandai mendelegasi dan memotivasi SDM


Pemimpin harus mempunyai kemampuan mendelegasikan dan memotivasi sumber daya manusianya.
Setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Apabila setiap pribadi sebagai pemimpin memiliki dan menerapkan sebelas karakteristik tersebut, pasti akan dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif dan berwibawa.



Setiap permasalahan dan setiap tujuan yang ditangani dengan cepat maka perjalanan organisasi juga cepat berkembang. Basa-basi memang kadang diperlukan, tetapi kalau menjadi gaya kepemimpinannya akan membosankan dan cepat ditinggal anggotanya. Jadi pemimpin harus selalu bekerja cepat, tepat dengan hasil yang hebat.


III. PEMIMPIN YANG GAGAL


Pemimpin yang gagal sering kali memahami hal ini dengan cara yang keliru. Pemimpin sukses melihat perusahaan yang ia pimpin sebagai sesuatu yang perlu dipelihara sebaik mungkin tapi sebaliknya, pemimpin yang gagal memandang perusahaannya sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri.
Yang paling riskan dari seorang pemimpin adalah kecenderungan mereka untuk mengunakan uang perusahaan demi kepentingan pribadi.
Seorang pemimpin yang sudah mempunyai anggapan “Saya mengetahui semua jawaban” akan menutup sudut pandang semua orang. Yang artinya seorang pemimpin dengan karakter seperti ini tidak mau untuk mempelajari hal – hal yang baru karena ia menganggap mereka sudah mengetahuinya tanpa mempelajarinya.
Seorang pemimpin seharusnya memberikan visi dan misi serta menanamkan nilai-nilai kepercayaan pada karyawannya. Sedangkan pemimpin yang arogan adalah pemimpin yang kerap memberikan dua pilihan pada karyawannya ketika ia sedang membuat sebuah kebijakan baru. Mereka selalu dihadapkan dengan pilihan: Ikut atau keluar.
seorang pemimpin terkadang berperan sebagai faktor perusak yang menghalangi karyawan dalam mendapatkan kesempatan untuk membenahi dan memperbaiki permasalahan. Pemimpin seperti ini biasanya membungkan dan menutupi sebuah permasalahan sebelum hal itu muncul ke permukaan, dan hal itu sangat berpengaruh terhadap pecahnya sebuah organisasi atau perusahaan.





kepemimpinan yang benar lebih dari pencapaian diri kita sendiri. Kita berhasil kalau orang yang kita pimpin merasa dirinya hebat setelah berbicara dengan kita. Pemimpin yang benar melahirkan pemimpin yang baru. Pemimpin yang benar membuat orang sadar kalau dirinya berharga dan memiliki potensi yang besar.

Rabu, 28 Maret 2012

Berawal dari perkenalan itu.
Dengan rasa tersipu malu.
Aku pun tak bisa menahan laju senyumku.
Yang tercipta karna kekagumanku.

Kau..
Wanita yang baru ku kenal dalam hidupku.
Namun kau mampu memberi warna pelangiku.
Dan mampu menciptakan sesuatu yg baru.

Kau..
Wanita yang baru kukenal dalam perjalanan hidupku.
Namun kau mampu memberi sinar dalam hatiku.
Dan mampu mengajarkan sesuatu yg belum ku tahu.

Entah apakah ini rencana Sang Kuasa.
Yang mempertemukan aku dengan dirimu.
Ataukah ini anugerah terindahNYA.
Yang mampu memberikan semangat baru dalam hidupku.

DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini di munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa.Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku didesa. Gambaran dari tulisan ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. Dari gambaran di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secaralebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila..







B.PERMASALAHAN
Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
-Demokrasi
-Demokratisasi
-Demokrasi Pancasila
-Aspek demokrasi

C.TUJUAN
Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasiyang kita pakai di Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di dalamdemokrasi Pancasila

BAB II TINJAUAN TEORI
Dalam tataran normatif, prinsip-prinsip demokrasi universal dapat kita pelajaridari berbagai tulisan. Namun, dalam tahap penerapannya kadang terjadi perbedaan atau bahkan dipraktekkan secara salah. Dalam hal ini beberapa faktor seperti faktor mentaldan sosio-kultural sangat berpengaruh. Demokrasi selalu mencoba melakukan pengaturanmengenai “Distribusi apa saja” yang diperebutkan dan mengatur cara-cara pendistribusiannya.Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja membangundemokrasi setelah keluar dari otoritarianisme orde baru pada tahun 1998. meskidemikian hingga kini banyak kalangan berpendapat bahwa Indonesia masih dalam tahap“Demokratisasi”. Artinya demokrasi yang kini coba kita bangun belum benar-benar berdiri dengan mantap. Masih banyak hal yang perlu dibangun, bukan hanya berkaitandengan sistem politik, tetapi juga budaya, hukum, dan perangkat-perangkat lain yang penting bagi tumbuhnya demokrasi dan masyarakat madani.Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai haldengan negara-masyarakat telah diatur dalam UUD 1945. Para pendiri bangsa berharapagar terwujudnya pemerintahan yang segenap tumpah darah Indonesia, mewujudkankesejahteraan umum dan ikut serta dalam perdamaian dunia. Semua itu merupakangagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan negara yang demokratis.


BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pancasila
a. Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadiandan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.
b. Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia danyang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Ensiklopedi IndonesiaDemokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusahasejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.


B. Prisip-Prinsip Demokrasi Pancasila
Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b.Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepadaTuha
Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaang.Menjunjung tinggi tujuan
dan cita-cita nasional.




BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalandari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian DemokrasiPancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwaidan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari DemokrasiPancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun haltersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yangterkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilahyang sebenarnya.


Daftar Pustaka

MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X.
Jakarta: Erlangga.

Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas2 SMU . Bogor: Yudistira.

Perilaku antar kelompok dan manajemen konflik

1. Dampak konflik terhadap manajemen



Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
A. Dampak Positif Konflik
bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:
1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
2. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.
3. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
4. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.









B. Dampak Negatif Konflik
Dampak negatif konflik, sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik. Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
2. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.
3. Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainnya.
4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin atau peralatan kerja, mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.








2. Sumber terjadinya konflik antara kelompok

Beberapa hal umum yang kita ketahui tentang munculnya konflik dalam kelompok adalah ketidak percayaan ada anggota kelompok lain, kurangnya kekuatan seorang pemimpin kelompok, atau penangkapan informasi yang salah yang dapat membuat salah paham para anggota kelompok.
Kurangnya rasa kepercayaan terhadap sesama, itu akan menimbulkan konflik antar kelompok. Kurangnyya peran seorang pemimpin dari sebuah kelompok.
Istilah konflik cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian, padahal konflik itu sendiri merupakan suatu unsur yang penting dalam pengembangan dan perubahan. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, terhadap anggota-anggota kelompok lainnya, maupun terhadap masyarakat. Sebaliknya, konflik juda dapat membangun kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok. Konflik merupakan suatu sifat dan komponen yang penting dari proses kelompok, yang terjadi melalui cara-cara yang digunakan orang untuk berkomunikasi satu sama lain..
Konflik mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konflik berbeda-beda.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibeda-bedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkup yang luas, yakni masyarakat.

Senin, 19 Maret 2012

perilaku individu terhadap organisasi

BAB 1
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi bukanlah tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Sebagai bagian dari administrasi, organisasi adalah merupakan wadah dimana kegiatan management dijalankan. Karena itu tujuan dari organisasi adalah juga merupakan tujuan management.
Dalam usaha mencapai tujuan keorganisasian, management memiliki peran agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan menerapkan prinsip-prinsip management seperti planning, organizing, actuating, controlling dan lain sebagainya tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai dengan lebih baik.
Management memberi efektifitas dan efisiensi kerja yang lebih baik bagi suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan tersebut, management memanfaatkan sumber daya yang tersedia atau berpotensi.
2. Definisi perilaku organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja.
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.





Tiga dimensi yang berkaitan dengan perilaku organisasi;
1. Dimensi Konsep, Dimensi ini mencakup Ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2. Dimensi Sistem, Dimensi ini mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
3. Dimensi Manusia, Dimensi iniadalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia.
Ketiga dimensi diatas mencakup polosfi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang terdiri dari mulitidisiplin ilmu Antroplogi Kultural, sosiologi, psIkologi dan ManJemen, sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perolaku organisai dapat dibahas.dalam tatran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.

3. Pendekatan Mengenai Fungsi Organisasi
Teori pertama yg memiliki berkaitan dengan pendekatan ini adalah teori birokrasi yang diperkenalkan oleh Max Weber, seorang teoritis terkenal sepanjang zaman. Ia mendefinisikan organisasi sebagai system suatu aktivitas tertentu yang bertujuan dan berkesinambungan.
Ia juga mengemukakan adanya tiga jenis kewenangan yaitu :
a. Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan sebagai suatu yg sudah pantas atau sudah benar menurut ukuran tradisi.
b. Kewenangan birokratik merupakan bentuk yang paling relevan dalam birokrasi, karena kekuasaan diperoleh dari aturan-aturan birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi.
c. Kewenangan karismatik merupakan kekuasaan yang diperoleh karena karisma dari kepribadian seseorang



BAB 2
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu
A. Variabel-Variabel Dependen
Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :
1. Produktivitas
2. Keabsenan (kemangkiran)
3. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)
4. Kepuasan kerja

B. Variabel-Variabel Independen
1. Variabel-variabel level individu
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Status perkawinan
d. Masa kerja
2. Variabel-variabel level kelompok
3. Variabel-variabel level system organisasi
KONSEP DAN PRINSIP MOTIVASI DALAM PERILAKU ORGANISASI
Motivasi dalam perilaku organisasi dikenal sebagai kemauan untuk berjuang/ berusaha ke tingkat yang lebih tiggi untuk mencapai tujuan organisasi, dan untuk memeproleh kepuasan dalam pemenuhan-pemenuhan kebutuhan pribadinya.

• Teori Klasik tentang Motivasi :
Teori hirarki kebutuha bahwa dalam diri setiap orang ada hierarki lima kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri. Jika setiap kebutuhan sebelumnya telah terpuaskan secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi tuntutan yang dominant bergerak secara hirarki.

• Teori Motivasi Higienis Hubungan seseorang dengan pekerjaannya itu merupakan sesuatu yang mendasar, dan sikap orang tersebut terhadap pekerjaannya dapat menentukan kesuksesan atau kegagalannya. Menurut teori ini jawaban karyawan di kala baik sangat berbeda secara signifikan dengan di kala mereka merasa buruk tentang pekerjaannya. Pernyataan Herzberg yaitu “Lawan dari kepuasan adalah tidak ada kepuasan”, dan “Lawan dari ketidak puasan adalah tidak ada ketidakpuasan”.














BAB 3
PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL
Pengertian Beberapa Jenis Kelompok
1. Kelompok
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok kerja bentukan yang
didefinisikan oleh struktur oraganisasi dengan penugasan kerja
yang sudah ditentukan. Perilaku-perilaku yang harus ditunjukan di
dalam kelompok ini ditentukan dan diarahkan ke sasaran
organisasi.
3. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur formal
dan tidak ditentukan oleh oraganisasi, dan terjadi karena respons
terhadap kebutuhan akan hubungan sosial. Kelebihannya adalah
kelompok ini bisa memenuhi kebutuhan sosial anggotanya yang
dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja anggotanya itu.




4. Kelompok Komando
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individuindividu

yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau
dengan kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua
bawahannya.
5. Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama
menyelesaikan tugas.
6. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian
masing-masing orang.
7. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan adalah persekutuan sosial yang sering
dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama
karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.

Jumat, 09 Maret 2012

seberapa penting pendidikan kewarganegaraan di indonesia bagi mahasiswa

Nama : Bambang Gumelar
KLS : 2EA20
NPM : 11210321





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya sikap kewarganegaraan sekarang sedikit demisedikit sudah hampir luntur dikalangan masyarakat . contohnya pada kejujuran. Ketekunan dan kebersamaan. Semua sudah hampir luntur dikalangan bangsa kita sekarang , serta menyimpang dari norma norma pendidikan yang ada Maka dari itu pendalaman tentang pendidikan kewarganegaraan sangatlahpenting untuk dipelajari lebih dalam
Oleh karena itu Salah satu mata kuliah kebudayaan diadakan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan berisikan tentang tatakrama, moral, cara bertingkah laku atau berbicara dengan baik dan sopan. Mata kuliah tersebut dapat dijadikan pedoman untuk di apresiasikan dalam kehidapn sehari-hari.
Makalah dalam mata kuliah ini dibuat menitik beratkan sebagai pendidikan untuk teman-teman yang membaca sehingga dapat mengetahui tentang pendidikan kewarganegaraan tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah:
1. Bertujuan untuk memahami tentang pendidikan kewarganegaraan,
2. Mengetahui seberapa penting sikap kewarganegaraan itu harus ditanam agar menjadi pribadi yang baik yang dapat membanggakan bangsa sendiri.
Semoga tugas makalh softskil ini dapat berguna bagi para pembaca. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan Terimakasih.

BAB II
ISI

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh penulis di latar belakang serta tujuan pada bab awal makalah ini saya ingin memberikan pendapat bahwa seberapa pentingnya mata kuliah pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa, dan pendapat saya akan saya tuangkan dalam makalah ini.
Menurut saya pendidikan kewarganegaraan itu sangat penting agar mahasiswa serta masyrakat dapat mengetahui tata cara sebagai warga Negara yang baik. Bagaimana berperilaku , apa itu kejujuran , bagaimana cara menjadi dan meraih kesuksesan dengan cara yang baik. Karena perilaku perilaku sudah sidikit menyimpang atau luntur. Banyak terjadi kebohongan untuk mendapatkan keuntungan, ada yang bermalas-malasan dan mengandalkan orang lain untuk mendapatkan yang diinginkan.
Kejujuran, satu hal yang sangat penting untuk kemajuan diri. Bagaimana mau maju kalau jujur saja sulit. Kejujuran sangatlah dicari, dengan kejujuran segala jalan akan menjadi mudah karena tidak ada yang disembunyikan. Tidak ada kecurangan yang terjadi, perasaan tenang. Namun sekarang banyak sekali yang tidak jujur , contohnya kasus korupsi, berbagai macam korupsi yang dilakukan dimasyarakat.
Ketegasan , banyak para pemimpin sekarang yang tidak tegas sehingga rakyat kecil tertindas, yang salah dibilang benar, yang benar dibilang saalah. Siapa kuat dia yang menang, yang berkuasa dia yang berwewenang. Ada uang semua aman. Itu semua merupakan penyimpangan yang sangat merugikan rakyat kecil. Dengan adanya tradisi sogok menyogok. Harusnya yang benrakan biarkanlah pada kebenarannya dan yang salah pada kesalahannya dan semua ditempatkan sesuai kenyataan yang ada, jangan dimainkan atau diperkecilkan seperti itu.


Keuletan , tradisi cara singkat seperti malas mencari pekerjaan sangatlah banyak diindonesia sehingga Indonesia memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. Banyaknya wiraswasta tidak mengurangi pengangguran yang ada karena lebih tingginya rasa malas, keberhasilan dapat diraih jika keuletan dapat ditingkatkan.

Beberapa sikap dan sifat ini merupakan salah satu isi dari pendidikan kewarganegaraan, maka dari itu pendidikan tersebut sangat penting agar masyarakat menjadi lebih baik lagi dalam mengapresiasikan kehidupannya sehari-hari dengan bersikap dan bereprilaku sesuai yang tercantum pada pendidikan kewarganegaraan.
Dengan pendidikan kewarganegaraan juga kita dikenal dengan pancasila yang berisi lima sila yang dijadikan pedoman kehidupan. Seperti dalam kehidupan bermasyrakat, berkeagamaan, berpendidikan dan lain-lainnya.
Kewarganegaraan juga mengenal adanya UUD dimana berisi hukuman serta pasal-pasal yang diayomi dalam kehidupan sehari-hari.










BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
Memng pada dasrnya Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk mahasiswa agar mahasiswa dapat menanam serta mengapresiasikan apa yang diajarkan dan dijalani dalam kehidupanan bermasyarakat sehari-harinya.

3.2 Saran
Jadilah warga Negara yang baik agar citra bangsa tetap terjaga. Tetap menjaga kebenaran dan melawan serta memerangi kesalahan , Tanam kejujura, tingkatkan keuletan demi kemajuan bangsa dan diri sendiri dan menjadikan manusia yang menjunjung perbedaan dalam bangsanya sendiri,